Senin, 07 Mei 2012

KISAH CINTAKU

Pernahkah kamu merasakan cinta? Pasti pernah, bukan?!Haha.. Cinta dan Cinta, bikin orang gila, itu adalah kata klise yang sering kudengar bila ada yang terjangkit virus yang satu ini. Cinta tak mengenal usia, kasta, ataupun status sosial. Ia merasuk bagai angin dan menaklukkan bagai narkoba. Tidak dipungkiri, aku pun merasakannya. Aku merasakan indahnya jatuh cinta. Inilah pemuda yang berutung mendapat cintaku. Namanya Ngakan Putu Angga Nantha Wijaya. Ganteng enggak? hehe.. di mataku dia paling ganteng sedunia.wkwkw..(Ya iyalah, dia pacarku. Wajar kalau aku memujinya). Mungkin masih ada laki-laki yang lebih ganteng dari dia namun bukan hanya itu yang membuat aku jatuh cinta padanya. Fisik memang hal pertama yang membuatku terlena namun ada hal lain yang membuatku makin cinta. Apakah itu? hehe.. jadi malu nih. Ia pintar membuat puisi. Sempat aku membaca salah satu puisinya dan tulisan itu membuatku makin cinta padanya. Salah satu puisi yang masih ku catat adalah ini:

 Aku yang kau pegang hari ini...
hanya angin
berhembus tanpa rupa
menyentuh tanpa bentuk
hanya udara


Selain itu dia pintar TI. Hal-hal yang sering dibuatnya adalah mendisign sepanduk untuk jurusan, membuat powerpoint, dan lain-lainnya. Wau.. Kala itu aku sangat suka pada hal seperti itu dan akhirnya aku ikut belajar demi dia.Ini adalah salah satu hasil karyanya

Kalau boleh jujur, akulah yang mengejarnya. hehe.. Memang terdengar aneh, namun aku sudah enggak tahan dengan cinta ini. WKWKWk.. seperti bom molotop, pelatuknya sudah terlanjur dicabutnya, jadi tunggu meledak aja. Begitulah aku kala itu. Kata-kata cinta terucap olehku begitu saja. Sayang dia menolakku. 
Well, aku tak menyerah. aku masih tetap mencintainya (tak tahu malu). Muka terlanjur sudah tebal.Walau hati masih perih, namun diam-diam aku masih mencintainya. Ditengah kerapuhan hatiku, aku sempat menjalin cinta dengan orang lain, dialah Nanda. Nanda ini adalah teman Nanda sekaligus adik tingkat angga. Dialah satu-satunya orang yang mau mengobati hatiku yang tercabik karena ditolak oleh angga. Entah apa yang kupikirkan, aku menerimanya begitu saja tanpa menghapus angga dari pikiranku. Sungguh jahatnya aku. (Foto di sebelah kiri diambil ketika kami baru awal jadian.). 

 Satu semester berlalu, hubunganku dengan Nanda, baik-baik saja. Aku pun mulai nyaman dengannya. Aku mulai bisa melupakan angga sedikit demi sedikit.Sayang Angga datang kembali membawakan kegaulauan pada hatiku. Hah... cinta itu tumbuh lagi hingga menggelapkan mataku. Aku meninggalkan Nanda tanpa sepatah kata pun. Aku merasa jahat kala itu, tetapi aku tak ingin membohongi perasaanku lagi lebih lama. Lebih baik Nanda membenciku dari pada mencintai orang yang tak bisa mencintainya sepenuh hati.
Duhh... Kok jadi melooowww gini ya. Pasti kalian bertanya-tanya mengapa angga tiba-tiba menjadi pacarku sekarang? hehe..Menurut pengakuan Angga sih, dia kasian kepadaku dan akhirnya menerimaku jadi kekasihnya. 
HALOOO????!
bete deh mendengar pengakuannya itu. Dia pun melanjutkan,"Tetapi sekarang bli sayang kok ajak geg". (dasar cowok!). Hubunganku dengan angga berlanjut hingga sekarang (enggak kerasa uda 2 tahun).Dulu, ketika awal pacaran dia begitu dingin, cuek, dan menyebalkan. Aku bisa memakluminya karena aku tahu dia belum 100% cinta aku, seperti pengakuannya. Aku pun sempat menduga-duga dia masih galau dengan perasaannya dan masih memikirkan mantan pacarnya, Intan. Hm.. perasaan emang enggak bisa dipaksa. Biarlah, toh itu dulu. Biarkan semuanya menjadi kenangan. (Biar ga sakit hai aja sih bilang gitu). 

ALASAN DIA
Angga juga sempat bilang mengapa dia tidak menyukaiku. Katanya dia tidak suka cewek tomboy. Oalah.. nie orang nyebelin banget (tapi tetep cinta). Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga. Dulu aku kayak orang aneh. Pokoknya enggak banget! Aku sempat membuka-buka album lama dan kubandingkan dengan diriku yang sekarang, wah beda jauhhhh banget. Ah kalian bisa bandingkan sendiri ya.





 (Nah.. Foto-foto di atas adalah beberapa fotoku ketika masih tomboy banget. Hehe.. Kulitku item legam dan cemong. Rambut pendek sebahu, pokoknya enggak enak dilihat. )

Sedangkan  yang dibawah ini adalah metamorfosisku. Aku pun merasa lebih nyaman yang sekarang ketimbang yang dulu hehe...


PACARAN
 Angga adalah laki-laki yang cuek dan jarang nge-gombal. Tetapi tanggal 21/05/2010, dia melontarkan jurus gombalnya untuk pertama kali:
Inilah Gombal Versi Angga via SMS
"Yeh..peng ing kiap mare kopi perlu tow..kenze..
yen Angge jani megadang:
1.  Kangguang kopi ing misi gula. coz be ade pemanis alami ane nimpalin...
2. Sing perlu saput pang ing dgin, coz be ade ane ngangetang sbilang peteng bli..
3.Sing perlu ada baygon pang ing cegut legu, coz be ade lavenda miik di hati"(hahahahaha... preeeett)
 Nah kalo sekarang kerjaan angga, nge-Gombal ajah. ckckck.. beda kayak dulu. Apalagi semenjak ada tren nge-Gombal versi Jesika Iskandar, beee... makin gencarlah dia. Kalau aku sih, senang-senang aja digombalin,hehe.. namanya aja cewe. Yang penting dia bukan raja gombal yang suka nge-gombal cewe lain.


Hilang


Cinta hilang pergi melayang..
Ingin ku raih, tak dapat ku kejar..
Cinta menjauh sulit ku gapai..
Tak terjamah  nurani, menghilang di kegelapan...

Kusuratkan ini untuk dia yang takkan pernah termiliki.

Jalan berduri kutapaki demi angan-angan tak tergapai..
Beranikan tuk hancur bersama butir debu..
Mengikuti hembus angin  yang berlalu..

Tangis lirih memecah hening malam..
Remukkan hati...
Dan kini telah tersapu angin..
Terbang, entah kemana..
Hanya dapat rengkuh bayangan semu,
Yang telah terikat kuat pada sebuah ikatan...

 jj lutuna

Perencanaan Bahasa Indonesia


Istilah-istilah yang dipergunakan secara umum untuk bahasa Indonesia antara lain:
a.       Bahasa resmi  (bahasa yang sudah disahkan oleh undang-undang)
b.      Bahasa Negara (bahasa suatu bangsa yang memiliki pemerintahan)
c.       Bahasa persatuan (bahasa yang berfunsi mempersatukan semua suku bangsa yang ada dalam suatu negara)
d.      Bahasa kesatuan (bahasa yang telah menjadi satu)
e.       Bahasa nasional (bahasa yang digunakan sebagai wahana untuk menyatakan aspirasi kebangsaan)
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi, bahasa Negara, bahasa persatuan, bahasa kesatuan dan bahasa nasional bangsa Indonesia. Beberapa pendapat yang mengemukakan tentang asal-mula keberadaan bahasa Indonesia ( termasuk sastranya).
a.       Tahun 1945 (Alasan: Pencantuman bahasa Indonesia secara resmi dalam UUD 1945,yakni dalam bab XV,pasal 36, berbunyi,”Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”.)
b.      Tahun 1933 (Alasan: Penerbitan majalah yang bernama “Pujangga Baru”,yang secara terang-terangan menyatakan tujuannya hendak memajukan bahasa dan kebudayaan Indonesia)
c.       Tahun 1928 (Alasan: Dicetuskannya sumpah pemuda yang didalamnya terdapat ikrar yang berbunyi,”...Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”)
d.      Tahun 1920 (Alasan: Muncul karya-karya sastra asli hasil karangan orang Indonesia sendiri dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai media sosialnya)
e.       Tahun 1908 (Alasan: Terbentuk organisasi sosial yang menjadi sumber inspirasi bagi pemimpin-pemimpin bangsa selanjutnya, yakni “Budi Utomo”
Jadi, unsur nasional merupakan hal yang penting untuk menetapkan asal mula bahasa Indonesia, tidak boleh tidak, tahun 1908 yang telah ditetapkan  pemerintah sebagai tonggak kebangkitan nasional, diterapkan pula di bidang bahasa.
Penentuan sebuah bahasa menjadi bahasa resmi atau bahasa Negara memerlukan perjalanan panjang. Setidak-tidaknya, sebelum keputusan politik ditetapkan, penentuan tersebut harus didukung oleh penelitian dan keputusan ilmiah yang menyangkut studi kebahasaan. Dalam hal yang terakhir ini, yang paling berkepentingan adalah ilmu sosiolinguistik. Seyogyianya, orang mengadakan penelitian terlebih dahulu mengenai beberapa hal, seperti bahasa apa saja yang ada di wilayah Negara itu, berapa jumlah pendukung setiap bahasa, dan bagaimana ragam serta berapa luas persebarannya. Bahasa dengan jumlah pendukung paling banyak maupun bahasa yng tersebar luas menjelajahi banyak lapangan kehidupan (politik, agama, budaya, seni, ilmu pengetahuan, perdagangan, komunikasi, tradisi, sastra) akan mempunyai kemungkinan besar menjadi bahasa resmi atau bahasa Negara.
Indonesia adalah Negara yang tidak menganut demokrasi mayoritas dalam menentukan bahasa resmi atau bahasa Negara.
Bahasa akan secara sah mempunyai kedudukan hukum yang kuat apabila sudah ditetapkan secara yuridis-formal. Sebelum penentuan keputusan politik semacam itu, penentu kebijakan harus pula mempertimbangkan berbagai kondisi politik yang ada di negaranya agar tidak menimbulkan konflik. Untuk memperoleh dukungan yang luas terhadap bahasa resmi yang akan ditetapkan, pemerintah perlu banyak berkomunikasi, memberi pengertian, dan jika perlu memberikan jaminan-jaminan politik bagi warga negaranya. Setelah keputusan itu ada, tugas selanjutnya diserahkan kepada sebuah departemen (masalah-masalah pelik digarap oleh ahli bahasa dan ditangani secara luas serta menyeluruh)
Makin meluasnya fungsi dan peranan bahasa Indonesia yang mengakibatkan penambahan keragaman bahasa Indonesia itu sendiri, membuat para perencana dan pemikir bahasa merasakan perlunya suatu ragam baku. Untuk keperluan itu, ada sejumlah ciri atau ukuran yang bisa dipedomi.
Pembatasan bahasa standar atau bahasa baku itu didasarkan atas tiga faktor yaitu, sifat bahasa baku, fungsi bahasa baku dalam masyarakat, dan sikap masyarakat penutur terhadap bahasa tersebut. Ketiganya tak dapat dipisah-pisahkan.
1)      Sifat bahasa baku:
a.       Stabilitas yang luwes (Artinya: harus distabilkan dengan kodifikasi (pencatatan norma-norma hasil proses pembakuan), namun memungkinkan terjadi penyesuaian dengan perubahan kultural)
b.      Intelektualisasi (Artinya: kecenderungan ke arah pengungkapan yang teliti,tepat,dan pasti serta kata yang eksplisit)
2)      Fungsi bahasa baku
a.       Pemersatu
b.      Pemisah (membedakan masyarakat bahasa baku dengan non baku)
c.       Penanda kewibawaan
d.      Kerangka acuan (frame of reference)
3)      Sikap masyarakat penutur yang positif
a.       Kesetiaan bahasa
b.      Kebanggaan memiliki
c.       Tanggung jawab bahasa yang disadari oleh kesadaran akan norma-norma yang berlaku dalam bahasa itu
Berdasarkan ketika faktor pembatasan bahasa standar atau bahasa baku, Bahasa Indonesia sangat luwes namun kurang stabil. Usaha pengintelektualisasianya sedang dikembangkan dan dimantapkan. Ragam bahasa ilmu pengetahuan menjadi dasar acuan untuk menjadi ragam bahasa baku. Tata bahasanya sudah terumuskan dan kamus bahasa Indonesia senantiasa menampakkan perkembangan. Fungsi bahasa Indonesia makin lama makin meluas, tetapi tidak disertai dengan penyebarluasan konsep tentang benar-salah secara nyata. Kesadaran terhadap bahasa baku sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh,
a.       sebagian bangsa Indonesia belum tahu persis norma bahasa Indonesia baku, bahkan masih ada pula yang belum bisa berbahasa Indonesia yang bukan baku sekalipun,
b.      sebagian dari mereka yang sudah tahu norma baku dan nonbaku belum mampu menentukan secara tepat kapan yang baku harus dipakai dan tidak dipakai.
c.       sebagian dari mereka sudah tahu norma bku dan nonbaku, serta tahu pula situasi yang tepat bagi penggunaannya, justru enggan menggunakannya.
Politik bahasa nasional merupakan kebijakan nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-ketentuan yang dapat dipergunakan sebagai dasar bagi pengolahan keseluruhan masalah bahasa. Keseluruhan masalah bahasa Indonesia merupakan suatu jaringan masalah yang dijalin oleh (1) masalah bahasa dan sastra Indonesia (2) masalah bahasa dan sastra daerah, dan (3) masalah bahasa asing yang digunakan di Indonesia.
Fungsi politik bahasa nasional:
a.       memberi dasar dan pengarahan bagi perencanaan serta pengembangan bahasa nasional sekaligus memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pokok yang perhubungan dengan:
1)      fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain
2)      penentuan ciri-ciri bahasa Indonesia baku
3)      tata carapembakuan dan pengembangan bahasa Indonesia
4)      pengembangan pengajaran bahasa Indonesia pada semua jenis dan tingkat lembaga pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan tingkat perguruan tinggi.
b.      memberi dasar dan pengarahan bagi masalah bahasa nasional dalam hubungan dengan:
1)      pendidikan dan pengajaran, baik di dalam maupun luar lembaga-lembaga pendidikan
2)      pelaksanaan administrasi pemerintahan
3)      pengembangan ketenagaan, baik di kalangan pemerintahan maupun di kalangan swasta
4)      pengembangan kesusastraan nasional
5)      pengembangan kebudayaan nasional
6)      peningkatan mutu dan jumlah bahan bacaan umum
7)      peningkatan mutu persuratkabaran, siaran radio,dan televise
8)      penulisan buku-buku ilmu pengetahuan, baik dalam bentuk karangan asli maupun dalam bentuk terjemahan
c.       memberi dasar dan pengarahan bagi pengolahan masalah bahasa-bahasa daerah yang jumlahnya ratusan.
Perencanaan bahasa Indonesia pada era globalisasi dapat dapat dibagi menajdi tiga bidang besar,yaitu (1) perencanaan pemerolehan bahasa, (2) perencanaan fungsi sosiolinguistinya dalam masyarakat aneka bahasa, (3) perencanaan pengembangan bentuk atau korpus bahasa.
Sumber: Modul Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, I Nyoman Seloka Sudiara,2006, hal 5-19.

Minggu, 06 Mei 2012

Memanglah Sebuah Anugrah

Sebuah anugrah, tak sepantasnya dipersalahkan untuk lahir ke dunia. Dia adalah keindahan bukan kesalahan. Kesalahan hanyalah ada pada orang tuanya. Orang tua yang hilaf. Orang tualah yang bertanggungjawab. Lalu mengapa mencari kambing hitam? Membuang dan membunuh adalah kepengecutan mereka. Mereka hanya menambah kesalahan. Tak pernahkah mereka sejenak mendengar jeritan itu. "Ayah ibu, aku ingin lahir. Aku juga ingin diberikan kesempatan ada di dunia"
EGOIs.. bila jeritan itu pura-pura tak didengarkan. Andai mereka tahu dan mengerti, Tuhan sebenarnya tak ingin ciptaannya menanggung dosa dengan memberikan kesempatan menebusnya. Ada cara-cara tersembunyi Tuhan melakukan itu. Anugrah inilah cara yang dimaksud. Lewat anugrah tersebut memungkinkan orang tua menebus dosa.
Anugrah ini adalah jalan bagi si orang tua untuk menebus dosa terdahulu. Tuhan memang benar-benar telah memberikan kesempatan untuk memperbaikinya. Cibiran orang-orang adalah cara Tuhan menguji si orang tua. Tuhan ingin tahu seberapa besar mereka mengakui kesalahan yang pernah dibuat. Andai para ibu bisa menikmati masa-masa ketika anugrah itu bernaung dirahimnya, mungkin cibiran itu hanyalah angin lalu.
Ini bukan masalah agama dan moral lagi, itu sudah tak berlaku jika kecelakan sudah terlanjur terjadi. Untuk apa menyesali yang sudah berlalu. Agama dan moral hanya menyatakan itu salah, itu dosa. Lalu apa? Apakah sampai di sana? Hari esok sudah dipersiapkan Tuhan untuk memperbaikinya. Penyesalan sesaat akan lebih baik ketimbang dipikirkan berlarut-larut. Kita ini manusia biasa, tak mungkin bisa mematuhi semua norma dan hal-hal yang mengatur lainnya. Norma hanyalah pembatas, bila terlanjur melewatinya, maka perbaikilah. Bukan dipikirkan atau lari darinya. Kalau lari, mau ke mana? Asap tak bisa disembunyikan. Akui-perbaiki-mulai hidup baru.



sumber ilustrasi: http://teknikdiet.com/wp-content/uploads/2011/10/Diet-Ibu-hamil.jpg
http://gudangdiskon.files.wordpress.com/2008/07/cbr002218.jpg