Ganteng banget! Pertama kali ketemu cowok itu hatiku rasanya berdebar-debar gimana gitu! Siapa ya namanya? Padahal, aku satu sekolah dengannya. Tapi aku tak tahu siapa namanya. Lalu aku coba dekati dia. Aku berjuang tuk dapetin hatinya. Karena dia adalah pangeranku. Permata hatiku oh! Pujaan hatiku.
Dan akhirnya aku tahu siapa dia
Deo……itulah namanya. Setiap kali aku ketemu dengannya, jantung ini rasanya ingin copot! Tapi anehnya setiap kali aku ketemu ama dia, aku selalu saja berbuat hal-hal yang bodoh pokoknya kayak orang yang begog gitu deh! Dan sebelnya lagi, aku tak dapat mengendalikan diriku alias salah tingkah di hadapannya. Karena kebegoanku itu, aku pernah menumpahkan bakso kebaju Deo karena terlalu gugup bertemu dengannya secara lansung
Gara-gara kejadian itu dia sempet kesal ama aku dan berkata,”Heh! Loe ini marah ama gue ya!” Aku hanya bisa menjawabnya dengan gugup,” Maaf gue enggak bermagsud untuk……” sebelum aku selsai menjelaskan dia langsung pergi menjauh dariku.
Walaupun dia berperilaku kasar kepadaku tapi aku tetap ingin terus memujanya. Di setiap valentine dan ulang tahunnya aku selalu menulis
Di suatu pagi,dengan suasana yang begitu sunyi. Aku duduk-duduk di bangku taman yang ada di belakang sekolahku. Disana aku membayangkan wajah Deo yang tampan, lalu….. aku coba deh melukiskan ketampanannya itu dalam sketsa lukisanku. Karena bosan aku lalu pergi menuju lokerku bermagsud menyimpan sketsanya disana. Namun aku sangat terkejut ketika aku melihat seorang lelaki berdiri di depan lokerku .Dia ternyata Deo orang yang selama ini aku puja. Dia membaca surat-surat yang aku buat untuknya yang selama ini aku simpan di lokerku.”Apa surat ini untuk gue?” tanyanya sambil tersenyum. Aku tak menjawab dan tak berani menjawab. “Halo!! Gue tanya apa surat ini untuk gue?! Apa loe tuli ya!”katanya lagi.” Iya!! Surat itu untuk kamu! Puas!” bentakku. “O…..Gitu ya… Hmm.. nih gue kembaliin surat-surat loe!”katanya sambil menaruh surat-surat itu dalam loker kembali.
Kemudian ku beranikan diri untuk bertanya, “Jadi….apa jawaban kamu?!” Dia tak menjawab pertanyaanku, dia hanya diam. Tak beberapa saat kemudian dia akhirnya menjawab,” Maaf….” Dan ia pergi. Aku hanya bisa menangis mendengarnya. Sambil memegang erat sketsa lukisan yang tadi ku buat. Tapi, entah menapa aku tak bisa membencinya,aku tak bisa tuk lupakannya . Lalu ku putuskan untuk terus mengejarnya.
Ketika aku sendiri di bangku taman yang ada dibelakang sekolah, aku mencoba menikmati lagi angin yang berhembus dengan lembut membelai rambutku, sambil menerbangkan dedaunan kering yang berjatuhan dari pepohan yang ada di sekelilingku. Namun aku tak dapat menyenbunyikan keputus asaan ku ini,mengejar lelaki yang jelas-jelas telah menolakku.Aku hanya bisa duduk disini sendiri sambil menangisi kebodohanku itu. Kemudian Deo datang menghampiriku dan membentakku,” Kenapa kamu harus suka ama aku!!!” Aku tak bisa menjawab pertanyaan Deo, karena aku juga tak tahu, kenapa aku bisa suka dengannya. Aku juga tak dapat berkata apapun kepada Deo karena, bibir ini rasanya membeku dan sulit tuk digerakkan. Deo terus saja menatap mataku, dengan sangat dalam, sambil memegang erat tanganku.
Lalu …..
ciuman hangatnya mendarat di bibirku yang beku. Dalam hatiku timbul pertanyaan yang tak bisa ku jawab. Apakah ciuman ini menandakan dia suka denganku? Entahlah! Dan aku mecoba bertanya,”Apa arti ciuman ini sih yo?!” Namun Deo tak mau menjawab dia hanya tersenyum sambil memelukku. Aku sebenarnya masih bingung dengan Deo. Dan aku sebenarnya masih tak bisa percaya dengan kejadian disore itu.Aku tak percaya, Deo menciumku. Aku….aku….tak bisa berkata apa-apa lagi. Ya…pokoknya pengalaman itu tak akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku. Walaupun aku masih belum mendapat jawaban tentang arti ciumannya yang sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar