“Teman-teman ingat besok kita rapat Bulan Bahasa jam 6 di Kampus bawah” itulah satu kutipan status yang selalu mewarnai akun facebook milik HMJ Basindo. Setelah satu tahun mati suri, akhirnya dia digunakan lagi oleh pemiliknya. Lama ia telah tertidur lelap dalam ketidakberfungsiannya. Seperti putri tidur yang akhirnya menemukan sang pangeran, akun facebook ini pun mulai eksis dan bangkit kembali. Oleh ketua HMJ Basindo 2010/2011, I Nengah Sueca, akun ini diperdayakan lagi dengan maksimal. Di balik eksistensi yang mulai bersinar, sang Akun pun pernah terpuruk dan mengecap pengalaman pahit.
Akun ini terlahir di tengah Indonesia berkabung ;WS Rendra telah berpulang, tepat pada hari Kamis 6 Agustus 2009. Sebenarnya, pembuatan sang Akun tak ada hubungan dengan wafat sang Sastrawan, itu hanyalah kebetulan. Tetapi , mendengar sang WS Rendra telah tiada, ketua HMJ 2008/2009, Numertayasa berinisiatif untuk menjadikan foto WS Rendra sebagai foto profil sang Akun. Selain untuk mengenang, penggunaan foto tersebut juga sebagai bentuk penghormatan kepada WS Rendra yang telah almarhum.
Minggu-minggu pertama, sang Akun tampak ceria karena selalu digunakan menyebarluaskan informasi. Dia merasa sangat berguna bagi kehidupan di kampus. Beberapa puisi WS Rendra, beserta sastrawan lain pun pernah termuat pada status-status akun tersebut. Selain itu, banyak alumnus yang memberikan komen-komen menanyakan kabar atau sekedar memberikan kritik dan saran mengenai Organisasi Kemahasiswaan HMJ ini. Bisa dikatakan, sang Akun dimanfaatkan untuk menghubungkan antara Mahasiswa lama, Mahasiswa baru maupun Alumnus dalam satu wilayah komunikasi yang sangat hangat. Bulan itu seolah menjadi bulan keemasan bagi sang Akun.
Namun, lambat laun sang Akun mulai ditinggalkan. Seperti pacar yang mulai sibuk dengan urusannya sendiri, sang Akun mulai dicuekin. Anget-anget tai ayam, itulah istilah yang cocok untuk menggambarkan situasi yang terjadi. Sang Akun seolah kehilangan daya tariknya lagi. Sang Akun benar-benar ditinggalkan oleh kesibukan sang Ketua HMJ. Kesibukannya semakin bertambah,bertambah dan terus bertambah. Tugas semakin menumpuk bagai gunung Himalaya, kegiatan-kegiatan HMJ juga banyak menguras tenaga, hingga akhirnya sang Akun terbengkalai. Akun ini sebenarnya milik pribadi yang diketahui pribadi. Vakumnya sang Akun, juga tak terlepas dari pengaruh kesibukan sang pemilik akun itu sendiri yaitu Numertayasa. Di tengah kesibukannya yang padat, Numertayasa masih kekeh tak memberitahukan password sang Akun kepada siapa pun. Dia masih takut, sang Akun akan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tak bertanggungjawab. Akhirnya, keberadaan sang Akun pun semakin terancam. Lama kelamaan, akun ini mulai jarang dipergunakan lagi.
Menginjak usia satu tahun, Akun ini semakin luput dari perhatian. Tiada yang tahu keberadaannya dan malah dianggap tak pernah ada. Pilu mungkin dirasakan sang Akun jika dia diberikan kesempatan mencurahkan hati. Sayang dia hanya benda maya yang menjadi salah satu ikon di internet. Niat baik yang diemban ketika pertama kali dibuat oleh Numertayasa, ketua HMJ Basindo 2008/2009, seolah sirna oleh kesibukan yang dimiliki sang ketua. Dia tidak sempat lagi ke warnet di dekat kampus untuk sekedar meng-update status. Dia juga tidak sempat membuka facebook dikala uang tiada punya. Akun ini menjerit! “Mengapa tuanku melupakanku! Aku hanya diam dan nyaris kadarluarsa! Kapan aku diperhatikan?” ungkapnya jika ia bermulut. Tetapi Numertayasa seolah tak mampu mendengarkan suara halus yang ditujukan kepadanya. Dia nampak tetap melanjutkan kesibukannya. “ Aku juga ingin membantumu,tuan”seolah sang Akun berbisik; masih tak digubris.
Pemerintahan berganti, ketua pun berganti. Akhirnya Numertayasa lengser dan digantikan oleh Karmayasa. Berganti pemerintahan tak mengganti nasib sang Akun Facebook. Pada pemerintahan kak Karma, Akun ini malah makin terlupakan. Selama kurun waktu satu tahunan, akun ini benar-benar mati suri. Sampai akhirnya pemerintahan Sueca, sang Akun pun mulai dieksiskan. Keteguhan Numertayasa dalam menjaga kerahasian password sang Akun, hancur sudah. Dia mulai menyadari bahwa kekeraskepalaannya hanya akan membuat sang Akun menderita. Di tengah keinginan untuk melindungi sang Akun, tetapi nyatanya ia malah membuatnya hilang. Anekdot pun tersungging ketika Numertayasa memberikan password itu kepada kepada Sueca. “Akun ini sudah lama tak dibuka, mungkin ketika kamu membukanya sarang laba-laba telah memenuhi layar sang Akun”ungkap Numertayasa. Sueca hanya tertawa renyah. Peristiwa sakral penyerahan password sang Akun terjadi dengan hikmat. Tanpa berbasa-basi Numertayasa lalu mengungkapkan password tersebut pada ketua HMJ 2010/2011 tersebut. Dengan sigap ketua HMJ 2010/2011 ini menerima dan langsung memperbaharui semuanya. Kini, sang Akun selamat. Dia terhindar dari kematian yang mungkin telah mengintainya dari dulu. Seolah burung yang terbang bebas, sang Akun kini kembali melebarkan sayapnya. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh HMJ PBSI selalu menjadi status terbaru di Akun tersebut. Mulai dari Ratam, Bulan Bahasa Indonesia, dan lainnya. Kini sang Akun bisa tersenyum kembali setelah lama tertidur dalam ketidakberfungsian. Jikalau ia boleh berbicara, tentu ia akan mengucapkan terimakasih karena telah mengaktifkannya kembali.
Juliasih/0912011003